Follow us

Employee Performance: Pengertian, Fungsi, Indikator dan Cara Mengukurnya

Employee Performance: Pengertian, Fungsi, Indikator dan Cara Mengukurnya

Sebagai pekerja, kalian tentu sudah akrab dengan istilah kinerja karyawan atau employee performance. Kinerja karyawan adalah aspek krusial yang tidak boleh diabaikan dalam sebuah perusahaan. Hal ini mencakup berbagai elemen penting yang secara keseluruhan berkontribusi untuk memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan.

Di era yang serba kompetitif ini, employee performance menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. 

Karyawan yang berkinerja tinggi tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga mendorong inovasi dan menciptakan budaya kerja yang positif.

Jadi seberapa penting sih employee performance dan bagaimana cara mengukurnya? Yuk telusuri lebih lanjut dalam artikel di bawah ini!

Pengertian Employee Performance 

Employee performance adalah ukuran atau indikator sebagaimana baik atau buruk seorang karyawan melakukan pekerjaan dan tanggung jawab mereka dalam bekerja.

Kinerja merupakan faktor penting dalam keberhasilan perusahaan, yang juga membantu meningkatkan produktivitas, profitabilitas, dan semangat kerja karyawan secara keseluruhan. 

Employee performance membuat perusahaan mengetahui kemampuan dan kekurangan masing-masing karyawan, perusahaan dapat menyusun strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Dengan kata lain, employee performance atau kinerja karyawan artinya memantau kinerja karyawan agar sesuai dengan tujuan perusahaan.

employee performance adalah
Singkatnya, employee performance adalah memantau kinerja karyawan agar sesuai dengan tujuan. (Sumber: Freepik)

Dengan memantau kinerja karyawan secara berkala, perusahaan dapat mengidentifikasi karyawan secara keseluruhan. Seperti area yang memerlukan perbaikan, memberikan peluang pembelajaran dan pengembangan karyawan, dan memastikan bahwa setiap orang bekerja untuk mencapai tujuan yang sama.

Untuk melihat employee performance dapat dengan cara mengukurnya menggunakan kombinasi metrik dan mengevaluasi kinerja karyawan. Umumnya perusahaan melakukan penilaian kinerja secara tahunan atau triwulanan.

Fungsi Employee Performance

Secara sederhana, employee performance digunakan untuk menilai dan mengawasi kinerja karyawan. Tetapi tidak sekedar itu, berikut adalah fungsi employee performance: 

  • Memberikan informasi atau data sebagai bahan evaluasi seorang karyawan sudah menjalankan pekerjaan dengan baik atau belum.
  • Sebagai alat pengukur produktivitas individu dan tim. Dengan mengukur kinerja, perusahaan dapat mengevaluasi seberapa efektif dan efisien pekerjaan dilakukan.
  • Untuk menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Apakah pekerjaan yang diberikan sudah memenuhi standar perusahaan atau belum.
  • Informasi yang didapat dari mengukur employee performance dapat membantu perusahaan mengembangkan karyawan. Hal ini berguna untuk merancang program pengembangan sesuai minat dan bakat para karyawan.
  • Dengan sistem employee performance akan memberikan penilaian kinerja yang adil dan transparan. Nantinya karyawan yang memiliki performa yang baik dapat diberikan apresiasi agar lebih termotivasi.

Indikator Yang Mempengaruhi Employee Performance

Indikator yang mempengaruhi kinerja karyawan (employee performance) mencakup berbagai aspek yang dapat diukur untuk mengevaluasi seberapa baik seorang karyawan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Berikut adalah beberapa indikator utama yang mempengaruhi employee performance:

Kualitas Kerja 

Indikator ini mengukur bagaimana karyawan memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Apakah sesuai standar dan harapan yang telah ditetapkan.

Indikator ini akan meliputi ketepatan waktu, ketepatan dalam penyelesaian tugas dan bagaimana kualitas hasil kerja yang dihasilkan.

Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja akan meliputi seberapa efisien pekerjaan yang telah dikerjakan. Seberapa banyak output yang telah dikerjakan meliputi jumlah pekerjaan atau hasil yang diselesaikan dalam periode waktu tertentu.

Ini juga meliputi seberapa efisien karyawan menggunakan waktu, dana, dan bahan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kehadiran Kerja

Tentu saja indikator kehadiran kerja penting dalam mengukur employee performance. Tingkat kehadiran kerja akan menunjukan kedisiplinan mereka terhadap peraturan perusahaan.

Kehadiran kerja berkaitan dengan kesadaran karyawan terhadap waktu masuk dan selesai yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Selain itu, keterlambatan kerja yang berulang akan mengurangi jam kerja dan berdampak pada produktivitas kerja.

Kualitas Hasil

Kualitas hasil kerja juga diukur sebagai indikator employee performance. Karyawan memiliki tanggung jawab untuk memenuhi target dalam satuan waktu, misalnya target harian, mingguan, atau bulanan. Nantinya target akan dikonversi dalam ukuran kuantitas.

Kerjasama Tim 

Indikator ini akan menilai bagaimana karyawan bekerja dalam sebuah tim. Karyawan akan dievaluasi berdasarkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, mengoordinasikan, dan menjalankan proyek bersama tim. 

Kreatif dan Inovasi

Karyawan bertanggung jawab untuk berinovasi dan berkreasi guna meningkatkan kinerja perusahaan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kreatif inovasi ini nantinya meliputi kemampuan berpikir kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan untuk memberikan ide – ide baru. 

Cara Berperilaku

Aspek satu ini juga menjadi penting sebagai indikator penilaian kinerja karyawan/employee performance. Indikator ini biasanya akan sangat dominan melebihi hasil pekerjaan jika karyawan masih dalam tahap probation. 

Karyawan yang memenuhi target bisa saja memiliki performa yang jelek karena sikap dan perilaku di kantor yang buruk. Seperti sering berkonflik dengan rekan kerja, bolos kerja tanpa alasan dan selalu tidak tepat waktu.

Metode Penilaian Employee Performance 

Dalam mengukur dan menilai employee performance, memiliki metodenya sendiri. Berikut adalah penjelasan metode penilaian employee performance sebagai berikut: 

Evaluasi Kinerja Standar 

Metode penilaian ini adalah penilaian 1-1 atau 1on1 oleh seorang manajer atau atasan langsung kepada karyawan atau bawahannya.

Penilaian dilakukan dengan berdiskusi tentang hasil kerja karyawan yang telah dilakukan, penilaian perilaku, kendala yang dihadapi dan pencapaian target. 

Kekurangan dari evaluasi kinerja standar adalah kurang efisien, dan memungkinkan manajer memberikan penilaian yang bias.

360-degree Evaluation

Metode 360-degree evaluation mempertimbnagkan penilaian dari berbagai sumber, termasuk rekan kerja, bawahan, klien dan diri sendiri.

Semakin bervariasi sumbernya, semakin baik hasil yang akan peroleh. 360-degree evaluation memberikan wawasan tentang kinerja pada tugas yang diberikan dan kemampuan kolaborasi.

Metode ini diyakini lebih komprehensif dan dapat mengurangi kemungkinan adanya bias dalam penilaian kinerja. Selain itu, kesadaran karyawan akan perannya di dalam tim akan meningkat.

Self-assessment

Self-assessment membantu karyawan untuk menilai diri mereka sendiri dan memberikan dimensi berbeda pada evaluasi employee performance. Meskipun memiliki tingkat subjektivitas tertentu, metode ini akan mencerminkan kesadaran diri karyawan dan pemahaman mereka terhadap tujuan perusahaan. 

Selain itu, perusahaan bisa melihat jelas keinginan karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun metode ini tidak boleh menjadi satu-satunya alat evaluasi kinerja, ini merupakan alat yang sangat berguna jika dipadukan dengan metrik dan metode lainnya.

Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)

Jika menggunakan metode BARS perusahaan dapat mendapatkan hasil yang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Karena BARS akan membandingkan kinerja karyawan  dengan contoh perilaku spesifik yang diberikan rating berupa angka.

Dalam metode ini perusahaan harus mengalokasikan lebih banyak waktu untuk menghitung dan menjelaskan setiap rating penilaian. Tetapi hasil yang diberikan dengan metode ini akan lebih jelas dan konkrit.

Management by Objectives (MBO)

Metode ini dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya pada periode tertentu. Dalam metode MBO akan terbagi 3 tahap yaitu perencanaan, monitoring dan reviewing.

Metode MBO membuat komunikasi antara karyawan dan manajer tidak hanya berjalan satu arah.

Cara Mengukur dan Menilai Employee Performance 

Mengukur dan menilai kinerja karyawan merupakan aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia. Penilaian kinerja yang efektif dapat meningkatkan produktivitas, employee engagement, dan kepuasan kerja karyawan, serta mendukung pencapaian tujuan strategis perusahaan.

mengukur employee performance, hal ini bisa meningkatkan produktivitas
Dengan mengukur employee performance, hal ini bisa meningkatkan produktivitas dan employee engagement (Sumber: Freepik).

Berikut cara mengukur employee performance:

Pertama, tentukan tujuan atau target dengan menggunakan SMART goals (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Time-bound).

Target yang dibuat harus jelas dan rinci, dapat terukur, dan bisa dicapai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan. Selain itu, tujuan pun harus relevan dengan tujuan perusahaan dan jobdesk yang dimiliki serta memiliki batas waktu tertentu dalam mencapainya.

Lalu perlu juga menetapkan kriteria penilaian yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing karyawan. Juga pastikan karyawan memahami tujuan dan kriteria penilaian yang akan digunakan 

Kedua, menentukan metode penilaian employee performance yang efektif untuk perusahaan. Beragam metode yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat menjadi referensi metode yang akan digunakan.

Ketiga, menentukan metrik yang tepat yang terbagi menjadi 2 yaitu, metrik kuantitatif (data yang dapat terukur seperti jumlah penjualan, tingkat akurasi atau waktu penyelesaian tugas). Dan matrik kualitatif (seperti keterampilan komunikasi, kemampuan memecahkan masalah atau inisiatif). 

Keempat, berikan feedback atau masukan yang konstruktif untuk karyawan agar mereka dapat berkembang kedepannya. Dalam menyampaikan masukan dapat berikan pula contoh konkret dan saran perbaikan yang jelas.

Sebuah penelitian dari Gallup menemukan bahwa ketika manajer memberikan feedback secara mingguan (vs. tahunan), anggota tim akan merasakan:

  • 5,2x kemungkinan untuk sangat setuju bahwa mereka menerima feedback yang bermanfaat.
  • 3,2x kemungkinan besar untuk sangat setuju bahwa mereka termotivasi untuk melakukan pekerjaannya.
  • 2,7x kemungkinan besar untuk terlibat (engage) di tempat kerja.

Selain feedback yang membangun, employee benefit seperti insentif atau bonus tambahan dapat menjadi salah satu bentuk apresiasi perusahaan kepada karyawan. Hal ini bisa meningkatkan performa karyawan dalam bekerja agar lebih semangat dan produktif.

Kesimpulan 

Employee performance atau kinerja karyawan adalah faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan dan karir individu. Dapat dibilang, employee performance adalah investasi bagi perusahaan dan karyawan.

Dengan memantau, mengukur, dan menilai employee performance secara efektif, perusahaan dan karyawan dapat mencapai kesuksesan bersama.

Perlu dicatat bahwa perusahaan harus melakukan employee performance secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ini juga berkontribusi pada pengembangan karyawan menjadi lebih baik.

Demikian artikel mengenai employee performance, semoga membawa insight baru untuk kalian! Baca artikel insightfull lainnya di Fortius HRIS Blog.

Terkait

Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia dan Strategi Menghadapinya
Read More
Akan Resign? Pahami One Month Notice Terlebih Dahulu
Read More
Tips cara memilih aplikasi HRIS untuk bisnis Anda
Read More

Thank You

Please check your email for further information and we will contact you soon through your registered number. Looking forward talking to you.