Sering Terjadi, Intip Perbedaan Stres Dan Burnout Kerja!

Sering Terjadi, Intip Perbedaan Stres Dan Burnout Kerja!

Sebagai pekerja kalian mungkin rentan akan terkena stres ataupun burnout. Terkadang kalian mungkin bingung jika merasa sangat capek menjalani pekerjaan kalian terkena stres atau burnout? 

Banyak orang tidak bisa membedakan antara stres dengan burnout. Padahal kedua kata tersebut adalah hal yang berbeda walaupun keduanya dapat terkait dengan tekanan atau beban kerja.

Burnout merupakan hal yang lebih serius daripada stres dan tentu akan menghalangi aktivitas kerja kalian. Maka dari itu harus diberikan solusi secepatnya sebelum burnout berubah menjadi depresi.

Yuk cari tahu perbedaan stres dan burnout kerja pada artikel di bawah ini. Agar kamu tidak salah dalam mengatasinya!

Apa itu stres?

Sebelum masuk dalam perbedaan stres dan burnout, ada baiknya mengenal lebih dahulu mengenai stres dan burnout dalam bekerja.

Secara sederhana stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. 

Secara lebih kompleks stres kerja adalah suatu interaksi antara karyawan dan pekerjaannya yang memicu suatu ketegangan dan menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis. Hal ini yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.

Stres terjadi ketika karyawan tersebut dihadapkan dengan tuntutan dan tekanan kerja, yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan karyawan tersebut. Yang mana, karyawan tersebut akan merasa tertekan karena tidak bisa mengatasi persoalan pekerjaanya. 

Ketika stres tidak dikelola dengan baik, dampaknya dapat menjadi serius dalam jangka panjang. Stres yang tidak terkendali dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan.

Dengan penurunan kesehatan fisik dan mental karyawan, stres kerja akan berdampak pada kinerja dan produktivitas karyawan dalam bekerja.

Apa itu burnout?

Sejatinya burnout dalam bekerja adalah kondisi dimana karyawan telah mengalami stres secara kronis. 

Burnout adalah suatu kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres kronis atau beban kerja yang berlebihan, terutama di lingkungan kerja.

Menurut Fortune dari laporan Global Talent Trends, lebih dari 80% atau 8 dari 10 karyawan berisiko mengalami burnout pada tahun 2024.

PeopleSpheres juga melaporkan bahwa 81% pemimpin SDM atau Human Resource (HR) merasa kelelahan, dan 84% sering mengalami stres. Hal ini diakibatkan oleh beban kerja yang banyak dan stress yang tak terbendung.

Karyawan yang mengalami burnout biasanya merasakan kelelahan yang mendalam, kehilangan motivasi, dan perasaan kelelahan yang terus-menerus. Sehingga ini bisa memengaruhi fisik dan mental karyawan, serta berdampak negatif pada kinerja di tempat kerja.

Maka dari itu, burnout memerlukan penanganan yang lebih serius karena menyangkut kesehatan mental yang lebih serius daripada stres biasa.

Gejala stres 

Ketika karyawan mengalami stres, tentu ada gejala yang dirasakan baik secara fisik maupun emosional. Kenali gejala stres antara lain sebagai berikut: 

  • Sakit kepala
  • Otot yang sering tegang 
  • Perut mual
  • Keringat dingin
  • Mudah marah
  • Emosi meledak-ledak
perbedaan stres dan burnout
Salah satu gejala stres dan burnout yang kerap dialami adalah sakit kepala (Sumber: iStock Photo)

Gejala burnout

Gejala burnout sejatinya sama dengan gejala stres hanya saja beberapa point gejalanya akan parah dan berkepanjangan hingga berdampak pada kesehatan mental seperti : 

  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Tidur yang tidak teratur
  • Penurunan nafsu makan
  • Sembelit atau diare
  • Sesak nafas
  • Sistem kekebalan tubuh menurun

Selain itu burnout memiliki gejala secara emosional yang menimbulkan dampak pada kesehatan mental seperti: 

  • Kurang semangat dan motivasi kerja
  • Mudah merasa marah
  • Sulit berkonsentrasi ketika bekerja
  • Mudah lupa
  • Cenderung mudah menangis
  • Menarik diri dari lingkungan sosial sehingga ingin menyendiri
  • Sering merasa kecemasan

Dampak stres dan burnout

Stres dan burnout dalam bekerja tentu akan berdampak negatif untuk kesejahteraan karyawan maupun kinerja dan produktivitas karyawan itu sendiri. Berikut adalah dampak stres dan burnout kerja yakni:

Menghambat kinerja dan produktivitas

Dampak stres dan burnout akan menghambat kinerja dan tingkat produktivitas karyawan karena mengalami gangguan konsentrasi dan fokus.

Karyawan yang stres juga cenderung sering merasa tidak puas terhadap hasil kerja mereka.  

Kehilangan motivasi

Burnout pada karyawan akan membuat karyawan kehilangan motivasi dan keterlibatan atas pekerjaan, mengakibatkan penurunan semangat kerja. Karena kehilangan semangat bekerja seringkali karyawan yang burnout akan rentan terhadap absensi yang tinggi di tempat kerja.

Dapat memicu konflik

Burnout dan stres juga dapat memicu konflik di antara rekan kerja, mengurangi kerjasama tim, dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.

Berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental

Selain itu, burnout juga akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental karyawan yang mengalaminya dan ini akan mempengaruhi kesehatan jangka panjang karyawan itu sendiri.

Maka dari itu, stres dan burnout haruslah dikelola dengan baik agar dampak negatifnya dapat diminimalkan.

Solusi mengatasi stres dan burnout

Dalam mengalami stres dan burnout, cara mengatasinya hampir sama. Tidak ada perbedaan solusi antara stres dan burnout yang begitu signifikan.

Berikut solusi untuk mengatasi stres dan burnout:   

Kenali batas kemampuan diri sendiri 

Mengenali batasan kemampuan dan beratnya beban pekerjaan sangatlah penting. Karena karyawan bukanlah robot atau AI yang serba bisa, maka ketahui bahwa seseorang bisa memiliki limit.

Dengan mengetahui hal ini kalian dapat memperhitungkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan beban kerja, dan terhindar dari rasa lelah berlebihan.

Bicarakan dengan atasan 

Kalian bisa membicarakan mengenai stres dan burnout yang dialami dengan atasan. Membicarakan stres yang dialami juga akan mencari solusi bersama mengenai penyebab stres entah itu beban pekerjaan yang terlalu berat ataupun lingkungan pekerjaan yang kurang mendukung. 

Dengan berbicara dengan atasan, atasan bisa berdiskusi untuk menemukan win-win solution baik antara karyawan maupun atasan.

Membuat batasan pribadi   

Buat batasan mengenai pekerjaan dan kehidupan pribadi untuk menciptakan work-life balance. Kalian harus mengetahui dan mengatur kapan harus bekerja dan kapan harus beristirahat. Jangan menggabungkan pekerjaan dalam kehidupan pribadi maupun sebaliknya.

Dengan menerapkan work-life-balance, karyawan dapat membagi waktu secara efektif dan bisa mengatasi burnout.

Sharing dengan rekan kerja

Kalian bisa menceritakan penyebab stres atau burnout kepada rekan kerja terdekat. Dengan ini rekan kerja membantu untuk menemukan solusi yang dapat meringankan stres ataupun burnout.

Hal ini juga membangun optimisme dan membangun hubungan yang baik antar rekan kerja.

Ambil cuti 

Jika kalian terlalu stres atau bahkan burnout, sebaiknya ambil waktu istirahat sejenak dari pekerjaan. Ajukanlah cuti untuk istirahat ataupun bersantai dari pekerjaan. 

Carilah hiburan untuk menenangkan pikiran atau lakukan hal yang sekiranya dapat membuat kalian mengalihkan pikiran kerjaan yang menjadi penyebab stres. Hal ini membantu untuk me-refresh pikiran kalian yang jenuh.

4 Perbedaan stres dan burnout

Setelah menyimak penjelasan di atas, lalu apa saja perbedaan stress dan burnout? Berikut adalah 5 perbedaan stres dan burnout sebagai berikut:

Berdasarkan sifat

Perbedaan stress dan burnout yang pertama adalah berdasarkan sifatnya. Stres terjadi secara situasional dan berkaitan dengan masalah sekilas artinya stres dapat terjadi dengan sebentar dan tidak berkepanjangan.

Sementara, burnout terjadi secara berkepanjangan dan seseorang yang mengalaminya akan merasakan kelelahan, secara fisik, emosional, atau intelektual secara berat dan gejalanya dapat berdampak sangat besar pada pekerjaan.

Umumnya, perbedaan stres dan burnout dari sifatnya yang bersifat situasional dan kompleks. (Sumber: iStock Photo)

Gejala

Selain sifat, gejala merupakan salah satu perbedaan stres dan burnout. Meskipun gejala yang dialami bisa sama, namun ini dapat berbeda.

Gejala stres umumnya lebih ringan dibandingkan dengan burnout. Seperti yang diketahui, burnout merupakan tingkatan lanjut dari stres kronis yang tidak teratasi.

Maka dari itu gejalanya hampir mirip dengan stres hanya saja lebih berat dan kompleks. Gejala stres antara lain sakit kepala, sulit tidur, dan masalah pencernaan.

Beberapa gejala berat dari burnout adalah mudah merasa cemas, marah, sinisme, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga kehilangan motivasi berkepanjangan.

Penyebab

Penyebab juga menjadi salah satu perbedaan stres dan burnout kerja yang dialami oleh karyawan, lho.

Stres dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik positif maupun negatif, dan dapat berkaitan dengan tekanan di tempat kerja, kehidupan pribadi, atau peristiwa mendadak. Sehingga stres tidak hanya berasal dari tempat kerja melainkan darimana saja.

Sedangkan, burnout seringkali terkait dengan tekanan yang berkepanjangan dan kronis di lingkungan kerja. Terutama akibat beban kerja yang terlalu berat atau ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan sumber daya yang tersedia.

Cara mengatasi

Orang yang mengalami stres biasanya merasakan jenuh sesaat dan merasa dirinya tidak bisa untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Namun stres lebih mudah diatasi dibandingkan burnout.

Cara mengatasi stres adalah dengan mengidentifikasi sumber stres berasal. Apakah berasal dari keluarga, pertemanan, tempat kerja, atau lingkungan. Jika sudah mengetahui akar stres tersebut, maka atasi stres tersebut dengan menyelesaikan masalah yang terjadi.

Selain itu, stress juga bisa diatasi dengan mengambil istirahat sejenak. Istirahat yang cukup dapat mengatasi stres yang dialami oleh karyawan. Dan apabila pekerjaannya telah diselesaikan, maka stres akan ikut mereda. 

Sementara itu, burnout tidak bisa diredakan hanya dengan istirahat sejenak. Selain itu, gejalanya juga lebih kompleks hingga menyangkut mental dan psikis seseorang yang terkena burnout seperti suasana hati negatif, kurang motivasi, dan depresi.

Karena itu, untuk mengatasi burnout ada baiknya untuk berbicara kepada atasan atau mencari pertolongan profesional seperti psikolog. Selain itu, menetapkan batasan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi juga bisa membantu mengurangi burnout.

Kesimpulan 

Stres dan burnout adalah suatu yang sering ditemui dalam bekerja. Biasanya ini terjadi akibat terlalu lelah bekerja atau beban kerja yang terlalu berat. Sejatinya, burnout adalah stres akut yang memiliki gejala cukup berat hingga mengganggu fisik dan psikis serta emosional orang yang mengalaminya.

Stres dan burnout tentu berbeda bahkan ada 4 perbedaan dari keduanya. Perbedaan stres dan burnout terletak pada beratnya gejala, sifat, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Burnout akan muncul ketika stres tidak dikelola dengan baik dan semakin meningkat. Sehingga stres ini menjadi kronis dan kompleks.

Sehingga stres harus dikelola dengan baik agar tidak berubah menjadi burnout. Jika sudah terjadi burnout maka, harus diatasi dengan baik agar tidak berkepanjangan.

Itulah perbedaan stres dan burnout kerja! Semoga dapat membantu kalian memahami perbedaan kedua hal tersebut. Baca artikel bermanfaat lainnya di Blog Fortius ya!

Terkait

Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia dan Strategi Menghadapinya
Read More
Akan Resign? Pahami One Month Notice Terlebih Dahulu
Read More
Tips cara memilih aplikasi HRIS untuk bisnis Anda
Read More

Thank You

Please check your email for further information and we will contact you soon through your registered number. Looking forward talking to you.