Gen Z, generasi yang tumbuh dengan teknologi digital dan informasi, sering dianggap sebagai kelompok yang kreatif dan inovatif. Gen Z sangat terbiasa dengan dunia digital dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi baru. Namun, meskipun memiliki banyak potensi, kenyataannya banyak dari mereka yang merasa kesulitan mencari pekerjaan. Lantas, apa yang menjadi penyebab Gen Z sulit dapat kerja, dan bagaimana solusinya?
Fakta penyebab Gen Z sulit dapat kerja bisa dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, terdapat sekitar 9,89 juta orang yang menganggur di Indonesia, dengan 22,5% diantaranya berasal dari kelompok usia 15 hingga 24 tahun, yang termasuk dalam Generasi Z (Gen Z).
Selain itu, menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Juli 2024 mencatat bahwa sekitar 4,3 juta Gen Z berusia 15 hingga 24 tahun menganggur, yang berkontribusi sekitar 42,62% dari total pengangguran terbuka di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 1 dari 10 Gen Z yang tergabung dalam angkatan kerja saat ini sedang menganggur.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas secara mendalam penyebab Gen Z sulit dapat kerja yang dapat membantu mereka mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi dunia kerja.
Daftar Isi
TogglePengalaman Kerja Terbatas
Bagi para fresh graduate sekarang ini, langkah pertama memasuki dunia kerja adalah sebuah tantangan Gen Z yang harus dihadapi. Pengalaman kerja yang terbatas menjadi salah satu penyebab Gen Z sulit dapat kerja. Banyak perusahaan mencari kandidat dengan pengalaman minimal yang relevan, sementara alasan penyebab gen Z sulit dapat kerja dikarenakan belum punya kesempatan untuk mengasah keterampilan yang menjadi.
Namun, fakta penyebab gen Z sulit dapat kerja sekarang tidak hanya tentang pengalaman, tetapi juga potensi. Magang, kerja freelance, atau proyek kolaborasi dapat menjadi alternatif yang luar biasa untuk memperoleh pengalaman langsung yang relevan. Di era digital ini, banyak platform yang menawarkan peluang bagi Gen Z untuk memulai dengan pengalaman yang lebih mudah dijangkau.
Skill Kurang Sesuai dengan Kebutuhan Industri
Satu hal yang tak dapat dipungkiri penyebab Gen Z sulit dapat kerja masih banyak yang belum dilengkapi dengan keterampilan teknis yang diperlukan oleh perusahaan. Di banyak sektor industri, keterampilan seperti coding, analisis data, atau desain grafis lebih dihargai daripada sekadar penguasaan media sosial dan aplikasi sehari-hari.
Namun, jangan khawatir! Ini bukanlah hal yang mustahil untuk diatasi. Di era sekarang, kursus online, bootcamp, dan pelatihan teknis lebih mudah diakses oleh siapa pun. Dengan waktu dan usaha yang tepat, Gen Z dapat mengisi jurang keterampilan ini dengan pelatihan khusus yang relevan dengan perkembangan industri.
Persaingan Semakin Ketat
Dunia kerja saat ini penuh dengan persaingan yang ketat yang menjadi penyebab Gen Z sulit dapat kerja, terutama bagi para lulusan baru yang harus bersaing dengan ribuan pelamar lainnya. Para perekrut menerima banyak pelamar dengan kualifikasi yang serupa, sehingga peluang untuk mendapatkan pekerjaan pertama menjadi terbatas.
Tapi, jangan berkecil hati! Keunikan pribadi adalah kunci dalam bersaing. Gen Z memiliki kesempatan besar untuk membangun portofolio online, menampilkan karya-karya terbaik mereka, atau aktif di platform seperti LinkedIn untuk menarik perhatian perekrut. Dengan menunjukkan keahlian dan semangat mereka secara lebih personal dan kreatif, mereka bisa menonjol di tengah keramaian pelamar lainnya.
Ekspektasi Terlalu Tinggi
Banyak Gen Z yang berharap mendapatkan pekerjaan pertama yang sempurna, dengan gaji tinggi dan posisi yang ideal. Penyebab Gen Z sulit dapat kerja adalah pengaruh media sosial yang menampilkan kehidupan sukses, seringkali harapan mereka menjadi tidak realistis.
Biasanya, orang mulai bekerja dari posisi paling dasar. Mengapa tidak? Mulailah dengan sebuah langkah kecil, seperti pekerjaan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan passion, namun menawarkan kesempatan untuk berkembang. Dalam waktu yang tidak lama, pengalaman ini dapat membuka jalan menuju posisi yang lebih tinggi dan sesuai dengan impian mereka.
Kurangnya Memperhatikan Soft Skill
Gen Z dikenal sangat pintar dalam hal keterampilan teknis, namun tidak jarang mereka kurang mengembangkan soft skills yang menjadi penyebab Gen Z sulit dapat kerja, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan menyelesaikan masalah. Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang menginginkan karyawan yang tidak hanya mampu bekerja secara mandiri, tetapi juga berkolaborasi dalam lingkungan tim.
Untuk itu, sangat penting bagi Gen Z untuk mengasah soft skills mereka. Mengikuti pelatihan komunikasi, manajemen waktu, atau kepemimpinan dapat membantu mereka lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berkembang.
Solusi untuk Gen Z
Bagaimana solusi penyebab Gen Z sulit dapat kerja? Jawabannya sederhana, keterampilan dan koneksi. Gen Z perlu terus mengembangkan keterampilan teknis dan soft skills, serta memperluas jaringan profesional mereka. Dengan memperbanyak pengalaman praktis, seperti magang atau proyek freelance, mereka akan lebih siap memasuki dunia kerja dengan lebih percaya diri.
Jangan lupakan juga pentingnya jaringan profesional. Banyak peluang kerja sebenarnya datang dari siapa yang kita kenal, bukan hanya dari apa yang kita ketahui.
Oleh karena itu, manfaatkan setiap kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang dalam industri yang sama, baik melalui acara seminar, workshop, atau melalui platform digital. Koneksi yang tepat bisa membuka banyak peluang yang selama ini tak terlihat.
Gen Z, Masa Depan Ada di Tanganmu! Meskipun banyak penyebab Gen Z sulit dapat kerja, dengan persiapan yang matang, mereka bisa menghadapinya. Menurunkan ekspektasi, meningkatkan keterampilan, dan memperluas jaringan profesional adalah solusi penyebab Gen Z sulit dapat kerja yang dapat membuka lebih banyak peluang di dunia kerja yang semakin kompetitif ini. Jadi, buat kamu yang sedang berjuang mencari pekerjaan, jangan menyerah! Terus belajar, terus berkembang, dan selalu beradaptasi dengan perubahan.
Demikian artikel ini, Mau tahu lebih banyak tentang dunia HR? Kunjungi Fortius HRIS Blog ya!